Minyak zaitun (olive oil) sangat kaya dengan kandungan antioksidan dan lemak tak jenuh yang baik bagi kesehatan. Minyak ini berasal dari tempat Mediterania kemudian menyebar ke seluruh dunia. Minyak zaitun sering digunakan untuk menghidangkan kuliner yang sehat. Minyak ini dianggap lebih sehat dibandingkan dengan jenis minyak lainnya.
Minyak zaitun sering juga digunakan dalam contoh diet ala mediterania. Diet mediterania yaitu homogen diet yang lazim dilakukan para penderita penyakit jantung dan hipertensi.
Salah satu ciri minyak zaitun extra virgin yaitu cita rasa yang pahit dan sedikit pedas, ibarat merica. Rasa pahit tersebut mengatakan tingginya kandungan oleuropein yang berfungsi menurunkan tekanan darah dalam tubuh. Semakin pahit rasanya, semakin baik pula kualitas dari jenis minyak zaitun tersebut.
Selain baik digunakan sebagai adonan salad, minyak zaitun extra virgin juga sanggup dimanfaatkan untuk menumis, menggoreng dalam suhu rendah, atau merebus makanan.
Jenis minyak zaitun virgin biasanya digunakan untuk menggoreng kuliner yang berlemak rendah.
Proses penyaringan refined olive oil cukup panjang, sehingga sedikit banyak mengurangi kandungan antioksidan di dalamnya. Karena kandungan antioksidan-nya lebih sedikit, minyak zaitun dengan tipe refined punya daya tahan lebih lama. Biasanya, minyak zaitun jenis refined diberi pemanis vitamin E, dan sanggup digunakan untuk memasak secara deep-fry.
‘Pure’ sendiri mengambarkan bahwa minyak zaitun tersebut hanya dicampur dengan ’saudaranya’, bukan jenis minyak lainnya. Rasa, aroma, dan tingkat antioksidannya tergantung pada kandungan di dalam minyak zaitun jenis virgin.
Jenis pure olive oil ini sanggup digunakan untuk menggoreng kuliner secara deep-fry dan untuk mengasap daging.
Proses pengolahan tersebut memungkinkan minyak zaitun light untuk digunakan ketika memasak memakai metode deep-fry atau memanggang kuliner sebab tidak mempunyai cita rasa yang kuat.
Itulah 5 jenis minyak zaitun yang sering digunakan untuk mengolah atau menghidangkan makanan. Jangan hingga salah pilih ya …!
Minyak zaitun sering juga digunakan dalam contoh diet ala mediterania. Diet mediterania yaitu homogen diet yang lazim dilakukan para penderita penyakit jantung dan hipertensi.
Jenis-jenis minyak zaitun
Berdasarkan kandungan serta fungsinya, maka minyak zaitun sanggup dibedakan menjadi beberapa jenis. Nah, apa saja jenis-jenis minyak zaitun itu ? Sebuah laman di Cure Joy menjelaskannya untuk kita. Yuk, kita simak bersama.#1. Extra virgin olive oil
Yang pertama yaitu apa yang disebut dengan extra virgin olive oil. Minyak zaitun jenis ini berasal dari perasan pertama sari buah zaitun, sehingga kandungan polifenolnya sangat tinggi. Extra virgin olive oil merupakan jenis minyak zaitun yang paling sehat sebab tidak melewati proses pengolahan yang terlalu banyak.Salah satu ciri minyak zaitun extra virgin yaitu cita rasa yang pahit dan sedikit pedas, ibarat merica. Rasa pahit tersebut mengatakan tingginya kandungan oleuropein yang berfungsi menurunkan tekanan darah dalam tubuh. Semakin pahit rasanya, semakin baik pula kualitas dari jenis minyak zaitun tersebut.
Selain baik digunakan sebagai adonan salad, minyak zaitun extra virgin juga sanggup dimanfaatkan untuk menumis, menggoreng dalam suhu rendah, atau merebus makanan.
#2. Virgin olive oil
Jenis minyak zaitun yang satu ini juga juga tidak melewati proses penyaringan yang panjang. Rasa dari buah zaitun yang dimiliki oleh minyak jenis virgin lebih ringan dibandingkan dengan jenis extra virgin. Selain itu, tingkat keasamannya juga lebih tinggi, yakni sebesar 2 persen, dengan kalori dan titik didih yang juga lebih tinggi daripada minyak zaitun extra virgin.Jenis minyak zaitun virgin biasanya digunakan untuk menggoreng kuliner yang berlemak rendah.
#3. Refined olive oil
Minyak zaitun jenis refined bahwasanya yaitu minyak zaitun jenis virgin yang melewati proses filterisasi atau penyaringan. Minyak jenis refined memang dikhususkan untuk memasak makanan, sehingga rasa dari buah zaitunnya sangat tipis dan tidak terasa.Proses penyaringan refined olive oil cukup panjang, sehingga sedikit banyak mengurangi kandungan antioksidan di dalamnya. Karena kandungan antioksidan-nya lebih sedikit, minyak zaitun dengan tipe refined punya daya tahan lebih lama. Biasanya, minyak zaitun jenis refined diberi pemanis vitamin E, dan sanggup digunakan untuk memasak secara deep-fry.
#4. Pure olive oil
Secara harfiah, kata-kata ‘pure’ atau ‘classic’ sering menciptakan kita terkecoh dan berfikir kalau jenis minyak pure olive merupakan perasan murni dari buah zaitun. Namun kenyataannya, minyak zaitun yang diberi label dengan kata ‘pure’ atau ‘classic’ merupakan adonan dari refined olive oil dan virgin olive oil.‘Pure’ sendiri mengambarkan bahwa minyak zaitun tersebut hanya dicampur dengan ’saudaranya’, bukan jenis minyak lainnya. Rasa, aroma, dan tingkat antioksidannya tergantung pada kandungan di dalam minyak zaitun jenis virgin.
Jenis pure olive oil ini sanggup digunakan untuk menggoreng kuliner secara deep-fry dan untuk mengasap daging.
#5. Lite/light olive oil
Label ‘light’ pada jenis minyak zaitun ini berkaitan dengan ketajaman rasa dalam minyak, dan bukan pada jumlah kalori yang dikandungnya. Minyak zaitun dengan tipe light telah melewati tahap filterisasi yang lebih banyak untuk menghilangkan warna, aroma, dan rasanya.Proses pengolahan tersebut memungkinkan minyak zaitun light untuk digunakan ketika memasak memakai metode deep-fry atau memanggang kuliner sebab tidak mempunyai cita rasa yang kuat.
Itulah 5 jenis minyak zaitun yang sering digunakan untuk mengolah atau menghidangkan makanan. Jangan hingga salah pilih ya …!
ConversionConversion EmoticonEmoticon