Penyakit kanker serviks sering disebut juga dengan kanker leher rahim, kanker verbal rahim atau kanker rahim. Barangkali inilah jenis kanker yang paling ditakuti kaum wanita. Sebab, kanker ini menyerang belahan paling sensitif kaum hawa.
Informasi perihal penyakit ini sanggup dibilang terbatas. Mungkin lantaran pembicaraan seputar “area” spesifik perempuan ini sering dianggap tabu. Jika perempuan Indonesia ditanya apa itu serviks, mungkin banyak yang tidak mengerti.
Sungguh ironis. Padahal data World Health Organization (WHO) menyebutkan, penyakit kanker serviks (cervical cancer) menduduki ranking teratas dari daftar kanker yang menjadikan simpulan hidup pada perempuan di seluruh dunia. Itu artinya, kanker serviks merupakan jenis penyakit kanker yang berbahaya.
Sedangkan berdasarkan situs Wikipedia, kanker leher rahim ialah homogen kanker yang 99,7 persen disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim.
Dengan kata lain ini ialah homogen kanker yang menyerang organ reproduksi wanita, tepatnya di kawasan leher rahim, antara uterus dan vagina dan disebabkan oleh human papilloma virus (HPV).
Rentang waktu mulai dari nanah HPV hingga menjadi penyakit kanker bergotong-royong relatif lama, yaitu antara 10 hingga 20 tahun. Namun proses ini sering luput dari perhatian kaum wanita. Sebab, proses mulai dari nanah HPV bermetamorfosis pra-kanker sebagian besar berlangsung tanpa gejala.
Kanker serviks merupakan salah satu dari sedikit jenis kanker yang telah diketahui penyebabnya, yaitu virus HPV. Sehingga, tindakan pencegahan kanker ini sanggup lebih antisipatif.
Gejala kanker serviks pada stadium lanjut sudah lebih jelas. Yaitu perdarahan ketika bekerjasama intim (contact bleeding), perdarahan post coitus, keputihan yang berlebihan, perdarahan di luar siklus menstruasi, penurunan berat tubuh secara drastis, susah buang air kecil, serta pembesaran ginjal.
Untuk itu pemahaman perihal cara mencegah kanker serviks perlu ditingkatkan, yaitu mencakup :
#1. Memelihara kesehatan dan kebersihan tubuh.
#2. Mengkonsumsi lebih banyak buah dan sayuran, studi menunjukkan bahwa perempuan yang jarang mengkonsumsi buah dan sayuran lebih rentan terhadap serangan kanker.
#3. Tidak melaksanakan relasi seksual pada usia dini, alasannya ialah secara biologis organ reproduksi belum sempurna.
#4. Setialah pada pasangan. Tidak bekerjasama seksual dengan pasangan yang berganti-ganti.
#5. Rajin melaksanakan ‘pap smear’ setiap dua tahun sekali bagi yang sudah menikah.
#6. Berhenti merokok serta hindari asap rokok. Secara umum rokok sanggup meningkatkan resiko terkena penyakit kanker. Kombinasi antara merokok dengan nanah HPV mirip “motor” yang mempercepat dysplasia serviks. Wanita perokok 5 kali lebih rentan terhadap kanker dibandingkan yang bukan perokok.
#7. Melakukan vaksinasi HPV bagi yang belum menikah atau belum pernah melaksanakan relasi intim.
Semoga perempuan Indonesia terhindar dari penyakit yang mematikan ini.
Informasi perihal penyakit ini sanggup dibilang terbatas. Mungkin lantaran pembicaraan seputar “area” spesifik perempuan ini sering dianggap tabu. Jika perempuan Indonesia ditanya apa itu serviks, mungkin banyak yang tidak mengerti.
Sungguh ironis. Padahal data World Health Organization (WHO) menyebutkan, penyakit kanker serviks (cervical cancer) menduduki ranking teratas dari daftar kanker yang menjadikan simpulan hidup pada perempuan di seluruh dunia. Itu artinya, kanker serviks merupakan jenis penyakit kanker yang berbahaya.
Pengertian kanker serviks
Cervix dalam bahasa Inggris berarti tengkuk atau kuduk. Cervix of the uterus berarti leher rahim. Dinamakan leher rahim lantaran memang bentuknya seolah-olah leher. Dikutip dari Kompas, kanker serviks ialah penyakit kanker yang terjadi pada kawasan leher rahim. Yaitu kawasan pada organ reproduksi perempuan yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan vagina.Sedangkan berdasarkan situs Wikipedia, kanker leher rahim ialah homogen kanker yang 99,7 persen disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim.
Dengan kata lain ini ialah homogen kanker yang menyerang organ reproduksi wanita, tepatnya di kawasan leher rahim, antara uterus dan vagina dan disebabkan oleh human papilloma virus (HPV).
Penyebab kanker serviks
Penyebab kanker serviks ialah homogen virus berjulukan human papilloma virus (HPV). Virus ini ganas, gampang berpindah-pindah dan menular. Cara penularan virus HPV contohnya melalui cairan, sentuhan kulit, pemakaian toilet, wc umum dan lain-lain. Karena itu, penggunaan kondom ketika melaksanakan relasi intim tidak terlalu besar lengan berkuasa pada pencegahan penularan virus HPV.Rentang waktu mulai dari nanah HPV hingga menjadi penyakit kanker bergotong-royong relatif lama, yaitu antara 10 hingga 20 tahun. Namun proses ini sering luput dari perhatian kaum wanita. Sebab, proses mulai dari nanah HPV bermetamorfosis pra-kanker sebagian besar berlangsung tanpa gejala.
Kanker serviks merupakan salah satu dari sedikit jenis kanker yang telah diketahui penyebabnya, yaitu virus HPV. Sehingga, tindakan pencegahan kanker ini sanggup lebih antisipatif.
Gejala kanker serviks dan deteksi dengan ‘pap smear’
Gejala kanker serviks tahap awal sulit untuk diamati. Karena itu, bagi perempuan yang sudah menikah lebih baik melaksanakan tidakan antisipatif, yaitu dengan melaksanakan tes pap smear tiap dua tahun sekali. Sejauh ini, pap smear ialah cara yang paling direkomendasikan untuk deteksi dini penyakit ini.Gejala kanker serviks pada stadium lanjut sudah lebih jelas. Yaitu perdarahan ketika bekerjasama intim (contact bleeding), perdarahan post coitus, keputihan yang berlebihan, perdarahan di luar siklus menstruasi, penurunan berat tubuh secara drastis, susah buang air kecil, serta pembesaran ginjal.
Mencegah kanker serviks
Berdasarkan survei yang melibatkan 5.423 perempuan di Asia dan dilakukan pada sembilan negara termasuk Indonesia, data menunjukkan hanya dua persen perempuan yang mengetahui nanah HPV merupakan penyebab dari kanker ini.Untuk itu pemahaman perihal cara mencegah kanker serviks perlu ditingkatkan, yaitu mencakup :
#1. Memelihara kesehatan dan kebersihan tubuh.
#2. Mengkonsumsi lebih banyak buah dan sayuran, studi menunjukkan bahwa perempuan yang jarang mengkonsumsi buah dan sayuran lebih rentan terhadap serangan kanker.
#3. Tidak melaksanakan relasi seksual pada usia dini, alasannya ialah secara biologis organ reproduksi belum sempurna.
#4. Setialah pada pasangan. Tidak bekerjasama seksual dengan pasangan yang berganti-ganti.
#5. Rajin melaksanakan ‘pap smear’ setiap dua tahun sekali bagi yang sudah menikah.
#6. Berhenti merokok serta hindari asap rokok. Secara umum rokok sanggup meningkatkan resiko terkena penyakit kanker. Kombinasi antara merokok dengan nanah HPV mirip “motor” yang mempercepat dysplasia serviks. Wanita perokok 5 kali lebih rentan terhadap kanker dibandingkan yang bukan perokok.
#7. Melakukan vaksinasi HPV bagi yang belum menikah atau belum pernah melaksanakan relasi intim.
Semoga perempuan Indonesia terhindar dari penyakit yang mematikan ini.
ConversionConversion EmoticonEmoticon